Jangan Lupakan Sejarah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan lahir dari proses sulap 'aba gadabra', tapi diawali serangkaian perjuangan panjang yang melibatkan berbagai kalangan; etnis, suku dan agamawan yang berbeda beda serta pengorbanan yang tak ternilai harganya berupa tenaga, air mata, darah dan banyak nyawa. Oleh karena itu, tidak dibenarkan klaim agama klaim terhadap NKRI ini milik etnis atau agama tertentu.
Biasanya, setiap peristiwa monumental ditandai dengan berbagai konsepsi dan simbol simbol sebagai tombak sejarah, tak terkecuali momentum lahirnya NKRI, sebut saja pancasila, bendera merah putih, patung proklamasi, tugu dan sederet simbol monumental lainnya. Simbol simbol tersebut dimaksudkan untuk mengenang peristiwa masa lampau, agar generasi setelahnya tidak 'amnesia' sejarah, meminjam istilah Bung Karno, 'jas merah' kepanjangan dari jangan lupakan sejarah.
Dari perspektif komunikasi, simbol simbol tersebut dimaksudkan menghidupkan kembali teladan patriotik secara dialogis yang berkesinambungan membentengi status merdeka yang telah susah payah diraih. (Sumber : Duta Masyarakat, 25 Februari 2017)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bukan lahir dari proses sulap 'aba gadabra', tapi diawali serangkaian perjuangan panjang yang melibatkan berbagai kalangan; etnis, suku dan agamawan yang berbeda beda serta pengorbanan yang tak ternilai harganya berupa tenaga, air mata, darah dan banyak nyawa. Oleh karena itu, tidak dibenarkan klaim agama klaim terhadap NKRI ini milik etnis atau agama tertentu.
Biasanya, setiap peristiwa monumental ditandai dengan berbagai konsepsi dan simbol simbol sebagai tombak sejarah, tak terkecuali momentum lahirnya NKRI, sebut saja pancasila, bendera merah putih, patung proklamasi, tugu dan sederet simbol monumental lainnya. Simbol simbol tersebut dimaksudkan untuk mengenang peristiwa masa lampau, agar generasi setelahnya tidak 'amnesia' sejarah, meminjam istilah Bung Karno, 'jas merah' kepanjangan dari jangan lupakan sejarah.
Dari perspektif komunikasi, simbol simbol tersebut dimaksudkan menghidupkan kembali teladan patriotik secara dialogis yang berkesinambungan membentengi status merdeka yang telah susah payah diraih. (Sumber : Duta Masyarakat, 25 Februari 2017)
Komentar
Posting Komentar